Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash rodhiallahu ‘anhu  dia berkata: Rasulullah bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kalian  sehingga hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa.” (Hadits shahih, kami  riwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih)[1]
 Sempurnanya Iman
Sempurnanya iman hanya bisa diraih dengan menundukkan hawa nafsu untuk mengikuti semua petunjuk Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu dengan mendahulukan kehendak Rasulullah atas kehendak dirinya terutama ketika terjadi pertentangan kehendak. Demikianlah banyak ayat dan hadits yang semakna dengan hadits ini. Walau secara sanad hadits ini didho’ifkan oleh banyak ulama.
Sempurnanya iman hanya bisa diraih dengan menundukkan hawa nafsu untuk mengikuti semua petunjuk Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu dengan mendahulukan kehendak Rasulullah atas kehendak dirinya terutama ketika terjadi pertentangan kehendak. Demikianlah banyak ayat dan hadits yang semakna dengan hadits ini. Walau secara sanad hadits ini didho’ifkan oleh banyak ulama.
  Penafian iman di sini diartikan sebagai penafian kesempurnaan. Karena seperti  telah dibahas di depan bahwa penafian ada dua macam. Penafian iman sama sekali  dan penafian kesempurnaannya.
 
Buat Facebook Comment, klik 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar