BAB: PERTAMA TURUNNYA WAHYU
5 Mei, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 99. Ummul mukminin, Aisyah r.a. berkata: Pertama turunnya wahyu kepada Nabi saw. berupa mimpi yang baik dan tepat, setiap bermimpi pada waktu malam, maka terjadilah mimpi itu pada esok harinya bagaikan pastinya terbitnya fajar Subuh. Kemudian ia menjadi senang menyendiri di gua Hira, di sana ia beribadah beberapa hari dengan malamnya sebelum kembali kepada istrinya untuk mengambil bekal dan kembali ke tempat khalwatnya, kemudian kembali kepada istrinya Siti Khadijah dan mengambil bekal pula seperti semula, sehingga tibalah masa turunnya wahyu yang haq ketika Nabi di gua Hira. Maka datanglah Malaikat dan menyuruhnya: Iqra’ (bacalah). Nabi saw. berkata: Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca), tiba-tiba malaikat mendekapnya sehingga habis tenaganya, kemudian dilepas dan diperintah: Iqra’ (bacalah). Dijawab: Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca). Maka dibekap untuk kedua kalinya sehingga terasa payah, kemudian dilepas dan diperintah: Iqra’ (bacalah). Dijawab : Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca), maka dibekap untuk ketiga kalinya, kemudian dilepas dan diperintah Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaqa, khalaqal insana min ‘alaq, iqra’ wa rabbukal akram. (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, menjadikan manusia dari sekepal darah, bacalah dan Tuhanmu yang termulia).
Maka kembalilah Rasulullah saw. dengan hati yang gemetar, sehingga sampai ke rumah Khadijah binti Khuwailid r.a. dan berkata: Selimutilah aku (zammiluni, zammiluni), lalu diselimuti dan ditenangkan hingga hilang rasa takut dan gemetarnya, lalu Nabi saw. bersabda kepada Khadijah sesudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya: Aku khawatir atas diriku. Jawab Khadijah untuk menenangkan hatinya: Tidak, jangan khawatir. Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau untuk selamanya. Engkau selalu menghubungi famili, senang menanggung kesukaran yang berat, membantu orang yang fakir miskin, menjamu tamu, dan membantu meringankan penderitaan yang hak.
Kemudian Khadijah membawanya ke rumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza sepupu Siti Khadijah. Waraqah adalah seorang yang telah masuk Nasrani di masa Jahiliah, dan biasa menulis injil yang berbahasa Ibrani, dan ia seorang yang telah tua bahkan buta, maka berkata Khadijah: Hai anak pamanku, dengarkanlah apa yang diutarakan oleh keponakanmu ini. Waraqah berkata: Hai keponakanku apakah yang telah engkau alami? Maka Nabi saw. memberitakan semua yang dialami dan dilihatnya. Lalu berkata waraqah: Itu malaikat yang telah diturunkan oleh Allah kepada Musa. Aduhai andaikan aku masih muda dan kuat, semoga aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu. Nabi saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Jawab Waraqah: Ya, tiada seorangpun yang mengajar kepada kaumnya seperti ajaranmu itu melainkan dimusuhi, dan sekiranya aku mendapati saat itu pasti aku akan membantumu dengan bantuan yang memuaskan dan gemilang. (Bukhari, Muslim).
Kemudian :
Maka kembalilah Rasulullah saw. dengan hati yang gemetar, sehingga sampai ke rumah Khadijah binti Khuwailid r.a. dan berkata: Selimutilah aku (zammiluni, zammiluni), lalu diselimuti dan ditenangkan hingga hilang rasa takut dan gemetarnya, lalu Nabi saw. bersabda kepada Khadijah sesudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya: Aku khawatir atas diriku. Jawab Khadijah untuk menenangkan hatinya: Tidak, jangan khawatir. Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau untuk selamanya. Engkau selalu menghubungi famili, senang menanggung kesukaran yang berat, membantu orang yang fakir miskin, menjamu tamu, dan membantu meringankan penderitaan yang hak.
Kemudian Khadijah membawanya ke rumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza sepupu Siti Khadijah. Waraqah adalah seorang yang telah masuk Nasrani di masa Jahiliah, dan biasa menulis injil yang berbahasa Ibrani, dan ia seorang yang telah tua bahkan buta, maka berkata Khadijah: Hai anak pamanku, dengarkanlah apa yang diutarakan oleh keponakanmu ini. Waraqah berkata: Hai keponakanku apakah yang telah engkau alami? Maka Nabi saw. memberitakan semua yang dialami dan dilihatnya. Lalu berkata waraqah: Itu malaikat yang telah diturunkan oleh Allah kepada Musa. Aduhai andaikan aku masih muda dan kuat, semoga aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu. Nabi saw. bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Jawab Waraqah: Ya, tiada seorangpun yang mengajar kepada kaumnya seperti ajaranmu itu melainkan dimusuhi, dan sekiranya aku mendapati saat itu pasti aku akan membantumu dengan bantuan yang memuaskan dan gemilang. (Bukhari, Muslim).
Kemudian :
BAB: WAKTUNYA TIDAK LAGI DITERIMA IMAN YANG BARU
2 Mei, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 98. Abu Dzar r.a. berkata: Ketika aku masuk majid, Rasulullah saw. sedang duduk, dan ketika terbenam matahari Nabi saw. bersabda: Hai Abu Dzar tahukah engkau kemana matahari itu pergi? Jawabku: Allahu warasuluhu a’lam. Maka sabda Nabi saw.: Dia minta izin kepada Tuhan untuk sujud, lalu diizinkan terbit kembali, dan akan tiba masa diperintahkan kepadanya: Kembalilah dari mana engkau datang. Sehingga ia terbit dari barat (tempat terbenamnya). Dan itulah tempatnya. (Bukhari, Muslim).
BAB: WAKTUNYA TIDAK LAGI DITERIMA IMAN YANG BARU
1 Mei, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 97. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak akan tiba hari kiamat sehingga matahari terbit dari barat, maka bila matahari telah terbit dari barat, dan orang-orangpun melihatnya, segera mereka beriman semuanya, pada saat itu tidak berguna iman yang baru, jika dahulunya mereka tidak beriman. Kemudian Nabi saw. membaca ayat 158 surat Al-An’am: “Pada hari tibanya salah satu ayat (bukti) yang telah ditentukan oleh Tuhanmu, maka tidak akan berguna iman yang baru bagi orangnya jika dahulunya mereka tidak beriman“. (Bukhari, Muslim).
BAB: AKAN TURUNNYA NABI ISA A.S. UNTUK MELAKSANAKAN SYARIAT NABI MUHAMMAD SAW.
30 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 96. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Bagaimanakah kamu, jika turun kepadamu Isa putra Maryam a.s. sedang imam (pimpinanmu) tetap dari kamu sendiri. (Bukhari, Muslim).
BAB: AKAN TURUNNYA NABI ISA A.S. UNTUK MELAKSANAKAN SYARIAT NABI MUHAMMAD SAW.
28 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 95. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, hampir (sebentar lagi – pent) akan turun kepadamu Nabi Isa putra Maryam sebagai hakim yang adil, lalu ia akan memecah semua salib, membunuh babi, menghapuskan cukai, dan berlimpah harta kekayaan sehingga tiada seorangpun yang akan menerimanya. (Bukhari, Muslim). Yakni shadaqah.
BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI UTUSAN ALLAH BAGI SELURUH MANUSIA, DAN SYARIATNYA ME-MANSUKH-KAN SYARIAT SYARIAT SEBELUMNYA
26 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 94. Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tiga macam orang yang akan mendapat pahala dua kali lipat: 1. Seorang ahli kitab yang dahulu percaya kepada nabinya, kemudian beriman kepada Nabi Muhammad saw. 2. Hamba sahaya yang menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan kewajibannya terhadap majikannya. 3. Seorang majikan yang memiliki budak wanita dididik dengan baik, diajar agama sebaik-baiknya kemudian dimerdekakan lalu dikawininya, maka dia mendapat pahala dua kali lipat. (Bukhari, Muslim).
BAB: WAJIB BERIMAN PADA NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI UTUSAN ALLAH BAGI SELURUH MANUSIA, DAN SYARIATNYA ME-MANSUKH-KAN SYARIAT SYARIAT SEBELUMNYA
25 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 93. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tiada seorang nabi melainkan telah diberi mukjizat yang karenanya orang-orang percaya kepadanya. Mukjizat yang diberikan kepadaku berupa wahyu (Al-Quran) yang diturunkan kepadaku. Maka aku berharap semoga akulah yang terbanyak pengikutnya pada hari kiamat. (Bukhari, Muslim)
Sebab Mukjizat Al-Quran akan tetap hingga hari kiamat.
Pengertian Mansukh : Pembatalan hukum yang ditetapkan terdahulu oleh hukum yang ditetapkan kemudian.
Sebab Mukjizat Al-Quran akan tetap hingga hari kiamat.
Pengertian Mansukh : Pembatalan hukum yang ditetapkan terdahulu oleh hukum yang ditetapkan kemudian.
BAB: KETENANGAN HATI KARENA MELIHAT BUKTI NYATA
21 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 92. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Kami lebih layak untuk ragu daripada Nabi Ibrahim a.s., ketika Ia berkata: Ya Tuhan perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati. Tuhan bertanya: Apakah engkau tidak percaya? Jawab Ibrahim a.s.: Benar aku telah percaya, tetapi supaya lebih tenteram hatiku. Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth a.s. ketika akan berlindung kepada pelindung yang kuat. Dan andaikan aku tinggal dalam penjara, selama Nabi Yusuf dipenjara, niscaya segera aku sambut panggilan raja. (Bukhari, Muslim).
Diriwayatkan: Rasul menanggapi begitu beruntungnya Nabi Ibrahim yg mendapat kesempatan untuk meyakinkan dirinya bahwa Allah memang ada, dengan diperlihatkan kepadanya burung mati yang bisa hidup lagi.
Diriwayatkan: Rasul menanggapi begitu beruntungnya Nabi Ibrahim yg mendapat kesempatan untuk meyakinkan dirinya bahwa Allah memang ada, dengan diperlihatkan kepadanya burung mati yang bisa hidup lagi.
BAB: MENGAMBIL HATI ORANG YANG LEMAH IMAN
20 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 91. Saad bin Abi Waqash r.a. berkata: Rasulullah saw. memberi kepada beberapa orang, saat itu Saad sedang duduk melihat, maka Saad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah Tuan tinggalkan si Fulan padahal aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bersabda: Ataukah muslim. Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya: Ya Rasulullah mengapakah Tuan tinggalkan Fulan, demi Allah aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bertanya: Ataukah muslim? Maka diamlah Saad sementara, lalu mengulang kembali pertanyaannya, dan Nabi juga mengulangi sabdanya. Kemudian Nabi saw. bersabda: Ya Saad, ada kalanya aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus ke dalam api neraka. (Bukhari, Muslim).
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
BAB: BOLEH MERAHASIAKAN IMANNYA BAGI ORANG YANG TAKUT
19 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 90. Hudzaifah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Catatkanlah untukku nama orang-orang yang telah masuk Islam. Maka kami catat seribu lima ratus orang. Dan kami berkata: Apakah Tuan khawatir terhadap kami padahal kini sudah seribu lima ratus orang? Kemudian nyata kami telah diuji dengan bala’ ketakutan sehingga ada kalanya orang shalat sendirian karena taku
t. (Bukhari, Muslim).
BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA
17 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 89. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya iman itu akan kembali berkumpul di Madinah sebagaimana ular kembali ke dalam lubangnya. (Bukhari, Muslim).
BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA
17 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 88. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kami duduk di majelis Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya: Siapakah diantara kalian ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah? Jawabku: Aku. Umar r.a.: berkata: Engkaulah yang berani menerangkannya. Lalu aku berkata: Fitnah (ujian/bala’) yang menimpa seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus oleh shalat, puasa, shadaqah dan amar makruf nahi munkar. Umar r.a. berkata: Bukan itu yang aku tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut. Jawabku: Engkau tidak usah khawatir ya amirul mukminin, diantaramu dengan fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup. Umar r.a. bertanya: Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecah? Jawabku: Dipecah. Umar r.a. berkata: Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya kepada Hudzaifah: Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu? Jawab Hudzaifah: Ya. Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis. Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah pintu itu? Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a. (Bukhari, Muslim).
Kami bertanya kepada Hudzaifah: Apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu? Jawab Hudzaifah: Ya. Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis. Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh Masruq menanyakan siapakah pintu itu? Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu ialah Umar r.a. (Bukhari, Muslim).
BAB: TERANGKATNYA/TERCABUTNYA AMANAH DAN IMAN DARI BEBERAPA HATI DAN BANYAKNYA FITNAH UJIAN HIDUP
15 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 87. Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw. telah menceritakan kepada kami dua hadits, dan aku telah melihat yang satu dan sedang menanti yang kedua. Rasulullah saw. menceritakan bahwa amanat (iman) pada mulanya turun dalam lubuk hati manusia, lalu mereka mengerti Al-Qur’an dan mengetahui sunah rasul.
Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya. Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya), sehingga dipuji-puji: Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman. (Bukhari, Muslim).
Hudzaifah berkata: Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya. Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.
Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya. Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya), sehingga dipuji-puji: Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman. (Bukhari, Muslim).
Hudzaifah berkata: Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya. Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.
BAB: PEMERINTAH YANG KORUPSI PADA RAKYATNYA AKAN MASUK NERAKA
13 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 86. Ma’qil bin Yasar r.a. ketika sakit dijenguk oleh Gubernur Ubaidillah bin Ziyad, maka Ma’qil berkata: Aku akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Siapa yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, maka ia tidak akan dapat merasakan bau surga. (Bukhari, Muslim). Yakni bila tidak merasakan bau surga maka pasti masuk neraka.
BAB: SIAPA YANG MATI KARENA MEMBELA HAK NYA MAKA IA MATI SYAHID, DAN YANG TERBUNUH KARENA AKAN MERAMPOK/MERAMPAS, GUGUR DARAHNYA DAN DALAM NERAKA
13 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 85. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda: Siapa yang terbunuh mati karena membela (mempertahankan) haknya (harta, miliknya) maka ia mati syahid. (Bukhari, Muslim).
BAB: ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG MENGAMBIL HAK ORANG MUSLIM DENGAN SUMPAH PALSU
11 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 84. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang berani sumpah untuk mengambil hak (harta) seorang muslim, ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka kepadanya. Allah menurunkan keterangan itu di ayat 77 Ali Imran :
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih“
Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami: Ini dan itu. Lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku: Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya, lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda: Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya. (Bukhari, Muslim).
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih“
Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami: Ini dan itu. Lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku: Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya, lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda: Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya. (Bukhari, Muslim).
BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
10 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 83. Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Selalu orang bertanya-tanya sehingga mereka berkata: Allah yang menjadikan segala sesuatu, maka siapakah yang menjadikan Allah? (Bukhari, Muslim).
BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
9 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 82. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Setan datang pada tiap orang dan bertanya (berbisik): Siapakah yang menjadikan ini? Siapakah yang menjadikan itu? Sehingga bertanya: Siapakah yang menjadikan Tuhanmu? Apabila sampai di sini, maka hendaklah membaca: A’udzubillahi minasysyaihtanirrajim, dan menghentikan suara bisikan itu. (Yakni tidak melayaninya). (Bukhari, Muslim).
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
8 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 81. Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda: Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa. (Bukhari, Muslim).
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
8 April, 2010 — rakean bagus minda raksadipa 80. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu. (Bukhari, Muslim).
Buat Facebook Comment, klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar