Slide Cahaya - Hati

Nurul Qolby 1234567 Slideshow: Nurul’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to 3 cities , Bangladesh and Indonesia (near Benteng, Selayar Island) was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-009b-86da-4384

Jumat, 01 April 2011

DENGAN KETULUSAN BERJIHAD FII SABIILILLAH DEKATKAN JALINAN HUBUNG HAMBA DENGAN ROBB

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُوْنُوْا أَنْصآرَ اللهَ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّيْنَ مَنْ أَنْصَارِى إِلَى اللهِ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللهِ فَئاَمَنَتْ طَآئِفَةٌ مِنْ بَنِى إِسْرآئِيْلَ وَكَفَرَتْ طَآئِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا عَلىَ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوْا ظهِرِيْنَ ﴿ الصف : 14 ﴾

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (dien) Allah sebagaimana Isa putera Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan dien) Allah?”. Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong dien Allah!”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Q.S. 61:14)

Untuk sesaat, marilah diri kita melihat lanjut merenung (dengan kesucian bathiniah) suatu adegan kehidupan keseharian dalam lingkup penuh bahagia, antara bunda yang menaruh cinta tiada tara dengan seorang buah hati, yang sedang dalam masa pertumbuhan menerjuni kehidupan dunia, yang penuh onak dan duri lagi berpagar ranjau-ranjau tersembunyi. Sebagai seorang bunda yang menaruh perhatian penuh terhadap buah hatinya melihat dengan mata hati, betapa rawan langkah-langkah perjalanan hidup yang akan dilalui buah hati yang dicinta, bila tidak penuh kehati-hatian dan waspada. Gambaran kehidupan antara bunda yang penuh perhatian terhadap buah hatinya tersebut senantiasa dijumpai. Untuk itu tidak salah, bila adegan yang sering muncul di tengah-tengah kehidupan antara bunda dengan buah hatinya diangkat dan disimak bersama yang akan diambil hikmah pelajarannya. Dalam adegan keseharian itu, kita dapat melihat bagaimana bunda dengan seraut wajahnya.

Di suatu saat di tengah-tengah kehidupan ini
Tampak seraut wajah dalam keanggunan bersahaja menggambarkan ketulusan kasihnya.
Disusul hadirnya seraut wajah dalam kesombongan yang sok mengerti namun sebenarnya bodoh sekali.
Dua raut wajah yang tampil dalam keseharian itu adalah seorang bunda dengan buah hati kecintaannya.
Tegur sapa antara bunda dengan buah hati kecintaannya, yang dalam masa pertumbuhan sering kali terjadi.
Bundapun bertanya kepada buah hati kecintaan yang suka bermain-main di luar rumah.
Hai anakku maukah kau membantu ibu? Diam sambil berwajah muram dan masam sambutan sang anak.
Dengan nada rendah bundapun berseru: “Tolonglah dibantu pekerjaan ibu sedikit !”
Sang anakpun berangkat membantu bunda, namun tidak dengan kelegaan hati tetapi karena terpaksa.
Melihat sikap anak bekerja dengan terpaksa, bunda hanya mengurut dada sambil menggeleng kepala.
Sifat bunda indah yang penuh kasih, tidak mau memaksa buah hatinya bekerja dengan terpaksa.
Perlahan bundapun mendekat pada anaknya sambil berkata:”Tinggalkan saja pekerjaan itu
Biarlah ibu nanti yang akan menyelesaikannya”.
Pergilah bermain-main dahulu di luar sana, banyak teman-temanmu memanggil dan menunggu.
Demikianlah akhir dari adegan keseharian dengan berkesudahan sang anak pergi bermain.
Dalam hal ini bisikan hati kita tentu akan mengatakan:
“Betapa bodohnya si anak bersikap menanggapi uluran kasih ibunya”.

Pada saat yang berlainan kitapun akan menjumpai suatu adegan yang juga sering kali terjadi, yakni
Seraut wajah dalam keanggunan bersahaja menggambarkan ketulusan kasihnya
Disusul seraut wajah dalam kepolosan menggambarkan keterbukaan dirinya menerima petuah.
Dua raut wajah itupun gambaran seorang bunda dengan buah hati kecintaannya dalam masa pertumbuhan.
Tegur sapa nan akrab tampak terjalin antara bunda dengan buah hati kecintaannya.
Setiap saat sang buah hati selalu bertanya ini dan itu kepada bundanya gambaran kepolosan dirinya.
Bila ibunda melakukan pekerjaan sesuatu, sang buah hati selalu ingin membantu tanpa diminta.
Dengan sikap manja sang buah hati bertanya pada bunda :”Bu, boleh saya membantu pekerjaan ibu?”
Karena tulusnya sang anak ingin membantu bunda, membuat terharu dan bertambah cintanya.
Bundapun menjawab pertanyaan buah hati:”Hai anakku, kau masih terlalu kecil untuk membantu ibu”.
Rasa kecewa memancar di wajah sang anak, bundapun tak sampai hati melihat buah hatinya merajuk.
Dengan senyum manis bundapun berkata :”Mari, mari bantu pekerjaan ibu yang ini saja”.
Kembali keceriaan terukir di wajah buah hati nan polos, lalu bersama-sama bunda melakukan pekerjaan.
Demikian sikap buah hati tulus bekerja membantu ibu menambah tercurahnya cinta dan kasih bunda.

Demikianlah gambaran hubungan antara bunda dengan buah hatinya yang dapat diperhatikan bersama dalam kehidupan ini. Gambaran atau adegan pertama menunjukan atau menggambarkan seorang anak yang enggan membantu ibunya. Keengganan sang anak disebabkan hati sang anak lebih tertarik pada himbauan teman-teman yang berada di luar rumah. Sedangkan gambaran yang berikutnya merupakan gambaran seorang anak yang penuh kasih dan menaruh cinta pada ibunya. Dua gambaran tersebut bila direnungkan dengan hati yang bersih akan menyentuh bangkitnya kesadaran dan rasa hati. Sehingga akan terhayati sebagai satu sajian pendidikan yang sangat halus dari Robb kepada setiap diri yang menyaksikannya. Pada akhirnya akan membawa kita berkaca diri, apakah selama ini diri termasuk gambaran si buah hati yang menaruh cinta terhadap bunda ataukah bekerja membantu bunda dengan terpaksa. Namun yang pasti gambaran seorang bunda yang berwajah anggun bersahaja merupakan sifat gambaran Allah SWT yang penuh kasih terhadap hamba-Nya. Sedangkan gambaran si buah hati yang bekerja dengan terpaksa membantu bunda, itulah sifat kebanyakan manusia yang senantiasa melakukan sesuatu bukan karena Allah SWT melainkan karena terpaksa dalam arti segala sesuatu dilakukan dasarnya bukan karena ketulusan melainkan karena pamrih. Demikian itulah gambaran kebanyakan sifat manusia hari ke hari hanya keburukan kian lebar terpandang, tak sedikitpun ada tanda-tanda kebaikan. Wajar bila muncul kesadaran akan kepemurahan sekaligus kepemaafan Allah SWT yang senantiasa mengucurkan rahmat dan memudahkan jalan menuju kebaikan. Namun sangat disayangkan banyak manusia khususnya ummat islam yang menyia-nyiakan berbagai kemurahan dan kebaikan yang Allah SWT berikan. Hal ini tampak dari keengganan ummat islam untuk beramal dengan tulus.

Memang bagi anak yang jiwanya masih suka bermain-main dengan anak-anak lain di luar rumah, sulit baginya untuk memahami sikap bunda yang menghimbau si buah hatinya agar dapat membantu pekerjaan sang bunda. Tetapi perhatikanlah sikap si buah hati yang menaruh perhatian dan cinta mendalam terhadap bundanya, sebelum bunda meminta untuk di bantu, sang buah hati telah lebih dulu menawarkan dirinya. kadangkala sering terjadi saking senangnya si buah hati membantu bunda, hal-hal yang belum saatnya dikerjakan oleh si buah hati, juga diminta oleh si buah hati. Hal ini jelas betapa sikap polosnya sikap si buah hati terhadap bunda yang sangat dicintainya. Demikian pula manusia khususnya ummat islam, apakah akan tampil laksana buah hati yang bekerja dengan merajuk dan terpaksa ataukah tampil selaku buah hati yang bekerja dengan kepolosan dirinya dengan dijiwai kecintaan dalam terhadap bunda. Bila manusia khususnya ummat islam tampil sebagai anak yang bekerja dengan kepolosan yang dilandasi kecintaan terhadap bunda, mana buktinya? Kenyataan himbauan bermain-main yang dilakukan iblis lebih disukai. Buktinya berapa banyak kepingan-kepingan rahmat yang Allah SWT turunkan ternyata tak dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengisi perjalanan hidup ini. Beginikah cara sikap seorang anak yang bekerja dengan tulus? Tercecer-cecer pekerjaan bunda tak menaruh kasih. Siapakah sebenarnya anak-anak yang selalu menghimbau untuk bermain-main di luar rumah? Tidak lain adalah sesuatu yang lebih dicintai selain Allah SWT, Sesuatu inipun sangat enggan untuk dikorbankan, mengingat sesuatu itu merupakan kepentingan bagi nafsu. Dalam hal ini sesuatu tersebut dapat saja: berupa pekerjaan-pekerjaan yang menyita waktu agar tak dapat berbuat kebaikan, rengekan anak dan istri agar selalu mendapat perhatian penuh, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang selalu memalingkan hati dari hal-hal yang Allah SWT ridhoi.

Untuk itu mari kita fahami bersama firman Allah SWT :

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلىَ تِجرَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ {} تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِأَمْواَلِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذاَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ﴿ الصف : 10 – 11﴾

Hai orang-orang yang beriman, sukakkah kamu aku tunjukan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, (Q.S. 61:10 -11)

Sedangkan maksud dilakukan jihad pengorbanan harta dan jiwa di jalan Allah SWT tidak lain dalam rangka menjemput apa yang dijanjikan Allah SWT sebagaimana tersebut di dalam firman-Nya:

يَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنتٍِ تَجْرِىْ مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ وَمَسكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنّتٍ عَدْنٍ ذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ﴿ الصف : 12﴾
“Niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar”. (Q.S. 61:12)

Maka yang dimaksud sungai-sungai dalam penjelasan firman Allah SWT tersebut sebenarnya merupakan suatu simbol. Dalam hal ini sungai sering kali disimbolkan sebagai pengertian keilmuan-keilmuan yang mengalir membawa kesejukan dan kesegaran untuk kehidupan.

وَأُخْرَى تُحِبُّوْنَهَا نَصْرٌ مِنَ اللهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ ﴿ الصف : 13﴾

“ (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah SWT dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. “ (Q.S. 61:13)

Maka inilah yang dihimbaukan oleh Isa putra Maryam pada surah Ash-Shaf ayat 14 tersebut pada halaman muka (Q.S. 61:14). Adakah tersentuh rasa-rasa manusia khususnya ummat islam untuk mau membantu kejayaan dien Allah SWT. Dalam hal ini hanya sebagian sajalah di antara pengikut nabi Isa A.S. yang mau membantu dengan ketulusan dan kesungguhan, sedangkan sebagian lagi membantu dengan sambil bermain-main. Bukti membantu dengan bermain-main adalah panggilan untuk menegakkan kalimah Allah SWT senantiasa terabaikan, belum lagi pekerjaan-pekerjaan yang bersifat di jalan Allah tidak sedikit yang terabaikan manusia khususnya ummat Islam; masih ditambah lagi dengan keterpaksaan berkorban harta. Sebenarnya apapun yang dilakukan manusia bukanlah untuk kebaikan Allah SWT tetapi semua kebaikan yang dilakukan manusia akan kembali secara utuh kepada manusia, bahkan akan dikembalikan Allah SWT dengan sangat berlipat ganda. Dengan demikian bukankah telah jelas bagi kita, apa yang kita bantukan, baik jiwa maupun harta sebenarnya bukan untuk Allah SWT. Tetapi semua utuh kembali kepada diri kita masing-masing. Dalam hal ini janganlah kita beranggapan bahwa Allah tak mampu melakukan ini dan itu sehingga Allah terpandang mengemis dan memaksa manusia untuk membantu kejayaan dien-Nya. Ketahuilah! Allah Dialah Yan Maha Kaya, sekalipun semua mahluk di muka bumi enggan membantu kejayaan dien Dia Allah SWT, Allah SWT sendiri dapat melakukannya. Ini berarti tidak ada kesempatan bagi manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kesengsaraan yang mengintai.

Memang seorang anak yang sok mengerti bila dihimbau oleh bunda agar berkenan membantu bunda, dalam pandangan anak tersebut sang bunda tak dapat melakukan pekerjaan tersebut. Padahal dimaksudkan bunda menghimbau anaknya agar terjalin keakraban dan saling cinta-mencintai dengan ketulusan yang dalam antara bunda dan buah hati kesayangan. Beda halnya dengan si anak yang membantu dengan tulus, tak pernah sedikitpun terbesit bahwa bunda tak dapat melakukannya sendirian, Namun dirasakan oleh si buah hati tersebut dengan banyak membantu bunda terasa semakin dekat dan akrab jalinan yang terjadi.
http://img402.imageshack.us/img402/1663/commentsfb.png
Buat Facebook Comment, klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar