Hadits tersebut di atas mengatakan, tabiat orang mu'min bisa mengandung cacat-cela, kecuali menjadi pengkhianat dan tukang bohong. Manakala ia menjadi pengkhianat dan tukang bohong, maka ia bisa berbuat apa saja dan tabiatnya bisa menjadi apa saja, dan yang demikian itu bukan sifat orang mukmin yang hakiki.
Faidah Hadits
Khianat dari kata al-khaun yaitu mengurangi, kebalikannya adalah al-wafa' menyempurnakan atau antitesa dari istiqamah, orang yang teguh pendirian. Disebut khianat karena umumnya prilaku pengkhianat suka mengurangi, menahan, mengambil, menyembunyikan bahkan mencuri sesuatu yang bukan miliknya. Bentuknya bisa berupa; tanggung-jawab yang diemban, barang titipan, perjanjian yang disepakati, rahasia, mengurangi timbangan atau sukatan, sogok-menyogok, menyembunyikan kebenaran atau perkara yang sebenarnya, keluar dari jama'atul muslimin atau murtad dari perjuangan sabilillah dan seterusnya. Biasanya pengkhianatan diawali oleh sebab tertentu lalu disertai upaya tipu daya (Q.S. Yusuf [12]:52).
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan: "Khianat dan dusta adalah dua tabiat yang merobohkan nidzamul-'alam, (tatanan dunia). Tempat tumbuhnya segala keburukan dan kejahatan, keduanya adalah pintu masuk segala kejelekan. Khianat tidak hanya merusak pelakunya, namun juga merusak sistem pemerintahan dan tatanan yang ada di dalamnya."
Di negeri ini, khianat sudah mengerogoti semua kalangan; dari jalanan sampai istana Negara, dari kotak amal kemanusiaan sampai kas negara. Pelakunya adalah orang yang suka mengobral janji, boros omongan, suka bersumpah, berhutang, serakah atau kepepet. Khianat pada umumnya dilakukan secara tersembunyi atau dibelakang orangnya. Namun ada juga bahkan tanpa perasaan bersalah berkhianat di depan publik secara terang-terangan seperti sumpah palsu, atau syahadatuz-dzur yang penggunanya kebanyakan dari kalangan para politisi, praktisi atau fungsionaris partai, pejabat publik, pengusaha, pedagang dan seterusnya.
Khianat lain adalah khianatnya ahlul mujâhirin, maksudnya khianat sebagai profesi atau menyatu dengan profesi alias sudah mendarah daging. Di negeri ini pegawai pemerintah atau pejabat Negara diangkat dengan sumpah memakai kitab suci sesuai agama yang dianut, bahkan setiap hari senin ada upacara bendera, ada ikrar kebangsaan, yang diikuti oleh apel saptamarga pagi-sore. Namun kenyataannya; kitab suci tinggal kitab suci, ikrar cuma nyangkut di lisan, seragam kenegaraan hanya penghias penampilan. Acara hormat bendera berakhir di ujung pengkhianatan, perselingkuhan, serong sana-serong sini.
Padahal kejujuran dan kebenaran adalah pondasi segala keutamaan, sebagaimana kedustaan dan khianat adalah pondasi segala kerusakan. Bangunan kehidupan akan hancur dan berantakan dibuatnya. Rumah-tangga bisa kocar-kacir, persatuan bisa menjadi perseteruan, bangunan pemerintahan bisa keropos seperti kayu dimakan rayap manakala warga negaranya mengidap penyakit akut ini. Bersama dengan sifat amanah dan ruh shalat (khusyu') sifat amanah Allah Ta'alaa angkat dari diri manusia pada saat dia melakukan khianat, dusta dan tak punya rasa malu ini. Allah Ta'alaa berfirman dalam hadits Qudsi: "AKU menjadi orang ketiga ditengah orang yang berserikat, selama keduanya tidak berkhianat pada sahabatnya. Dan AKU berlepas-diri dari keduanya, jika ada yang berkhianat." Hadits hasan. (HR.Abu Dawud/3383)
Contoh khianat terhadap Allah adalah maraknya praktek kesyirikan, kekufuran dan kefasikan yang menjadi ra'sul-muwbiqat (biang kerok) runtuhnya sendi-sendi nilai dalam masyarakat terlebih lagi apabila diback-up oleh kekuatan atau alat Negara. Contoh khianat terhadap Rasul adalah menjamurnya ajaran dan aliran sesat, paham-paham menyimpang dan praktek-praktek TBC (takhayul-bid'ah-khurafat) yang menjadi sempurna apabila dilindungi, dibela dan dijadikan pendukung kekuatan politik oleh banyak golongan.
Contoh khianat terhadap amanat adalah penyelewengan jabatan, sumpah palsu, obral janji, kolusi, korupsi, nepotisme dan lain-lain. Contoh khianat terhadap diri sendiri adalah menjadi syetan bisu (syaithanul akhras), menjadi hamba uang, hamba pakaian, hamba perut, dan semua ini adalah sejelek-jelek hamba (bi'sal ‘abdu), tidak menjalankan da'wah al amru bil ma'ruf wan nahyu ‘anil munkar, meninggalkan nasehat-menasehati, dan sebagainya.
Dewasa ini, khianat sudah menjadi gerakan sistematis secara kolektif. Legalisasi tempat maksiat, formalisasi syirik melalui budaya dan berbagai media informasi dan komunikasi, terbukanya praktek klenik, masyhurnya perselingkuhan dan penyelewengan jabatan, tidak jelasnya pemihakan dan pembelaan rakyat kecil adalah bukti nyata betapa khianat di Indonesia sedemikian parahnya. Pantas kriris ekonomi, musibah dan malapetaka tak kunjung habis di negeri yang jumlah jama'ah haji dan umrahnya ini terbesar di seluruh dunia.
Kembali Kepada Islam
Ajaran Islam adalah ajaran yang penuh dengan nilai kejujuran di mana manusia didudukkan sebagai pengemban amanat (Q.S. Al Ahzab [33]:72). Al Qur'anul Karim adalah wahyu yang disampaikan dengan jujur oleh Malaikat Jibril yang Qawiyyul 'Amin kepada Rasulullah r seorang Al-Amin (yang dipercaya), tak ada wahyu yang ditambah maupun dikuranginya. Para Sahabat adalah ahlu't-tautsiq wa'l-'adalah, yaitu orang-orang yang jujur dan adil dalam menyampaikan ajaran Islam. Dari masa ke masa Al-Qur'anul Karim dan Hadits Nabi r dihafal, ditulis, dihimpun, dicatat dan dibukukan serta disebarkan dengan penuh kejujuran oleh para ahli ilmu, di mana tak ada kebohongan di depan maupun di belakangnya.
Aqidah tauhid jika tidak ada kejujuran di dalamnya, musyrik namanya. Syari'at Islam tidak ada yang mengandung bid'ah, maksudnya tidak boleh ditambah maupun dikurangi, seperti prilaku talbis-nya Yahudi dan kitmannya Nashrani yang tidak jujur menyampaikan kitab suci (Q.S. Al Baqarah[2]:42).
Akhlaq Islam menjunjung tinggi kejujuran dan diikatnya dengan bai'at. Bai'at iman dengan syahadat, bai'at nikah dengan ijab-qabul, bai'at jual beli adalah saling ridha dalam transaksi, yang diwujudkan dalam bentuk salaman (mushafahah) satu sama lain.
Membentuk jama'ah yang ahli istiqamah, pantang berkhianat dan berdusta adalah kerja da'wah yang sangat melelahkan, paling menyita waktu, tenaga dan pikiran para Mujtahid dan Mujahid sejak dahulu. Pelihara syahadat, tunaikan tugas, tepati janji, jaga amanat, berlaku jujur dan benar, serta teguh pendirian adalah jalan tempuh keluar dari khianat. Jangan menjadi kader ummat yang setengah matang karena kapan waktu ada celah godaan bisa-bisa anda ganti kulit seperti ular. Do'a Nabi saw :
"Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari kelaparan karena dia adalah seburuk-buruk pembaringan, aku juga berlindung pada-Mu dari sifat khianat, karena dia seburuk-buruk teman." Hadits Hasan. (H.R. Abu Dawud (1383), An Nasa'i (8:263), Ibnu Majah (3345).
Wallahu’a’lam
Buat Facebook Comment, klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar